Salah satu kutipan dari UUD 1945 ini saya pakai untuk judul. Karena artikel ini akan menjelaskan sedikit tentang cara mencerdaskan kehidupan bangsa yang dimulai dari rumah. Alias mencerdaskan anak sendiri. Bukankan anak adalah harapan bangsa?
Sudah banyak artikel ilmiah yang menyatakan bahwa untuk meningkatkan kecerdasan anak, maka anak harus sering-sering diajak membaca atau bercerita. Banyak pula yang mengatakan bahwa mendongengi anak sebelum tidur, dapat meningkatkan kecerdasan anak karena anak akan berimajinasi tentang dongeng tersebut dan imajinasi dapat mengaktivasi sel-sel saraf otak. Selain itu, bonding antara orang tua dan anak akan terjadi. Bonding yang baik antara anak dan orang tua dapat menghasilkan anak yang cerdas dan berkualitas.
Selain mendongeng, kira-kira apalagi yang bisa digunakan untuk meningkatkan rasa curiosity anak dan imajinasi anak?
Mungkin pengalaman saya ini bisa jadi salah satu pilihan.
1. Tebak-tebakan
Siapa sih yang tidak suka tebak-tebakan? waktu kecil dulu, saya selalu antusias kalau ada orang yang berkata, "ayo sini, aku punya tebakan". Kira-kira apa ya tebakannya, bisa jawab kah saya, janga-jangan tebakannya sama seperti yang kemarin-kemarin, begitu kira-kira yang ada di benak kita kalau ada yang menantang tebak-tebakan.
Nah, tebak - tebakan apa yang tepat untuk merangsang rasa penasaran seorang anak? Tentunya tebakan yang mudah, biasa dilihat anak sehari-hari dan bukan plesetan. Boleh sih plesetan sesekali, sekedar memperkaya khazanah. :D
Biasanya saya dan anak saya membuat kesepakatan terlebih dahulu, apa topik tebakan kali ini. Bisa benda luar angkasa, nama-nama mobil, benda-benda di rumah, hewan, buah dan lain-lain.
Cara membuat tebakannya gampang aja, satu contoh, 'benda luar angkasa yang memiliki pancaran cahaya, kelap-kelip kalau malam hari?', "Bintang...!!" pasti anak saya akan menjawab dengan antusias. Contoh lain, "benda apa yang ada dirumah, bisa mengeluarkan gambar dan suara, ada remote nya?", pasti anak-anak kita tahu apa jawabannya. Pertanyaan gampang seperti itu kalau dibuat tebakan akan banyak manfaatnya. Merangsang imajinasi anak, membangkitkan rasa penasaran anak dan yang paling penting bonding antara anak dan orang tua. Tebak-tebakan ini sudah saya mulai sejak anak saya berusia 4 tahun, dan anak saya ketagihan. Di mobil, di mall, dan yang paling sering sebelum tidur. Terkadang kita gantian, anak saya yang bikin pertanyaan. Dengan membuat pertanyaan, anak kita dipaksa menjabarkan suatu benda tentunya sesuai dengan daya nalar mereka. Efek ini luar biasa bagusnya untuk perkembangan otak anak. Sel-sel sarafnya teraktivasi. Sekarang, adiknya yang berusia 3 tahun juga mulai ketagihan acara tebak-tebakan sebelum tidur ini. Istri saya bagian membatasi waktu supaya tidak terlalu malam, dan setiap anak dibatasi 3-5 pertanyaan.
2. Cerita Fabel Singkat
Membacakan cerita atau mendongeng sebelum tidur telah banyak diteliti dapat meningkatkan skor IQ anak. Saya dulu merasa berat dan ogah untuk melakukan ini. Pertama karena saya merasa tidak bisa membikin cerita yang bagus, kedua saya lebih suka membaca dari pada bercerita. Nah suatu hari, anak saya yang pertama menceritakan kisah Nabi yang dia baca dari aplikasi KABI, kemudian dia meminta saya untuk bercerita saja supaya tidak bosan tebak-tebakan terus. Walhasil, supaya anak saya tidak kecewa, terpaksa saya cari akal cerita apa yang mudah dan tentu ada pesan moralnya. Mengalir saja, saya pun memilih cerita binatang, atau fabel. Mengapa fabel, karena anak-anak pasti suka binatang, poin ini penting supaya anak tidak teralih dari alur cerita kita. Berikutnya alur cerita suka-suka kita saja, yang penting selipkan pesan moral. Misal, di hutan ada singa, monyet sama jerapah. Monyetnya lagi sakit, kemudian dibantu singa cari pisang supaya bisa makan, tetapi karena singa tidak bisa memanjat, dia minta bantuan jerapah yang lehernya panjang untuk mengambilkan pisang. Cerita simpel begini bisa 15 menit lebih kalau cerita dengan anak-anak. Karena ditengah-tengah mereka dengan antusias akan menanyakan macam-macam, misalnya, hutannya gelap apa terang, singanya baik apa jahat, monyetnya kenapa kok sakit, lehernya jerapah sama leher brontosaurus lebih panjang mana, dsb. Haha.. Fun and educating! Diakhir cerita, pesan moralnya kita sampaikan misal jangan jajan sembarangan supaya tidak sakit, harus saling membantu sama teman yang membutuhkan, dan lain-lain.
3. Review Film Animasi Youtube
Ini baru saya kerjakan akhir-akhir ini. Hari-hari sekarang anak siapa yang tidak menonton Youtube? kalau ada, Anda luar biasa! Saya sih memaknai kemajuan teknologi simpel aja. Setiap orang ada jamannya, setiap jaman ada orangnya. Satu hal, peran orang tua selaku filter sangat penting. Itu kuncinya. Pastikan film di youtube yang ditonton anak-anak kita sesuai usianya, beri batasan waktu yang tegas.
Supaya tidak sia-sia dan sekedar menonton, cobalah ajak anak kita untuk menceritakan apa yang dia tonton. Yakinlah, nanti dia antusias menceritakan apa yang dia tonton. Nah, disini peran orang tua meluruskan apa-apa yang tidak benar dari film tersebut. Sebagai orang tua, menanggapi dengan antusias apa yang diceritakan anak merupakan hal yang penting. Karena meningkatkan trust anak kepada kita. Apapun dan seremeh apapun yang diceritakan anak kita, tanggapi dengan antusias dan seolah-seolah tertarik. Walaupun tidak sama sekali. Ya sesekali ngomel karena anak tidak berhenti bercerita youtube boleh saja. Mengajari supaya anak tahu kapan harus cerita kapan tidak. Review cerita ini merupakan proses recall pengetahuan baru yang dia dapat, dan meningkatkan retensi terhadap pengetahuan baru tersebut. Sereceh apapun pengetahuannya.
Kira-kira ini pengalaman saya. Coba dan rasakan manfaatnya untuk anak kita. Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment