Pengalaman pertama menjadi seorang ayah dari seorang anak laki-laki sangatlah menyenangkan, at least according to my personal experience. Anak saya lahir setahun yang lalu, alhamdulillah sehat dan tidak ada halangan serta hambatan yang berarti. Dan ditandai dengan lahirnya anak saya, maka the stage of my life is one level up. Yes, I am a father now!
Sebelum menjadi seorang ayah, saya mempersiapakan dengan membaca buku serta info parenting dari berbagai macam media. Bagaimana mempersiapkan kelahiran anak, apa yang dilakukan setelah anak lahir, bagaimana membantu istri dikala istri kelelahan, bagaimana persiapan mental menghadapi kebiasaan serta adat budaya lokal terkait bayi baru lahir yang mungkin sudah tidak sesuai, dan hal lainnya. Setidaknya ada 5 hal yang saya rasa perlu saya bagi bagi para calon ayah, atau ayah baru, atau ayah lama yang ingin mengoreksi cerita saya.
Lets begin..
1. Menanamkan rasa sayang anak pada diri sendiri
Ini bagian paling dasar, yang mungkin sudah lazim dilakukan. Akan tetapi, tanpa tahapan ini mustahil kita akan bertahan pada tahapan-tahapan selanjutnya. Berdasarakan pengalaman saya, bila rasa sayang itu sudah ada, maka merawat anak pun menjadi menyenangkan. Bagaimana caranya? pertama, kita awali dengan mengucap syukur pada Allah SWT, atas kepercayaan-Nya menitipkan makhluk mungil ciptaan-Nya pada kita. Cobalah setiap dzikir selepas sholat, sebut nama anak disertai pujian kepada Allah SWT, dan rasakan bahwa darah kita mengalir dalam tubuh anak kita. Kemudian, setiap kali anak tidur tataplah wajahnya sejenak, rasakan hembusan nafasnya, usaplah keringatnya, sentuhlah pipinya dengan lembut, tanpa disadari kita akan tersenyum, dan timbul perasaan tenang. Anak sangat bisa merasakan aura positif yang kita berikan. Bila para ayah merasa hal diatas adalah pekerjaan ibu, that's a BIG mistake bro! Jaman telah berubah, merawat anak bukan cuma tugas ibu, ikutlah ambil bagian, lebih dari sekedar mencari nafkah.
2. Ambil bagian istri yang juga bisa kita lakukan untuk anak kita
Sudah bukan jamannya minum susu formula, saatnya ASI eksklusif! Dan bila semua pekerjaan terkait anak kita, kita pasrahkan pada ibunya, sementara kita terlalu sibuk dengan pekerjaan dan hobi, kita bagaikan seorang diktator yang semena-mena terhadap rakyatnya. Wake up bro! Istri sudah sembilan bulan hamil akibat perbuatan kita, melahirkan anak pun kita tak merasakan bagaimana sakitnya, masa anak sudah lahir masih "lepas tangan" juga? Proses pembentukan ASI butuh keseimbangan kondisi psikologis dan fisik ibu. Harus relaks dan santai. ASI sangatlah banyak manfaatnya, dan hanya ibu yang bisa memberi ASI. Bila ibu kelelahan karena repot mengurus anak, kurang tidur karena harus sering terbangun malam hari, saatnya ayah ambil peran. Bagaimana caranya? Berdasarkan pengalaman, dari sekian banyaknya pekerjaan mengurus anak, hanya memberi ASI lah yang tidak bisa dilakukan ayah. Sementara mengganti popok, menenangkan bila anak menangis, menyendawakan anak, memandikan anak, menggantikan baju, mengajaknya bercanda, apa semua harus ibu yang melakukannya? BIG NO man! Merasa sulit? Bisalah kalau mau belajar, bukannya motorik laki-laki lebih bagus dari pada perempuan? Semua demi ASI eksklusif dengan segala kelebihannya. Cobalah ketika anak menangis malam hari bukan karena haus, dan kebetulan kita terbangun, atau dibangunkan oleh istri, berilah sedikit tenaga kita untuk menenangkan anak dengan menggendongnya, bernyanyi untuk sang bayi, atau membacakan ayat suci Al-Quran bila seorang muslim. Biarkan istri istirahat sejenak.
3. Sependapat dengan istri didepan anak dan orang lain
Bila pernah membaca buku The Tiger Mother yang cukup bikin geleng kepala, disitu sang suami dan istrinya selalu sependapat di depan anak mereka, walaupun di belakang bisa saja berbeda. Untuk apa? Supaya sang anak menghormati KEDUA orang tuanya, bukan membenci yang satu dan mencari suaka ke yang lainnya. Dengan begini, anak diajarkan untuk bersikap tegas dan tidak plin-plan.
4. Melakukan, bukan memberi tahu
Ini penting. Terutama saat golden period (0-3 tahun) anak. The child is a great imitator. He won't do what you say, he does what you do! Contohnya, kita ingin mengajari anak kita minum atau makan sambil duduk, anak-anak akan cenderung meniru apa yang kita lakukan daripada kita menyuruhnya sementara kita tidak memberinya contoh. Anak saya baru berusia satu tahun, alhamdulillah dia sudah tau caranya gosok gigi, gerakan menyisir rambut dengan sisir, takbiratul ihram, minum dengan gelas, makan sambil duduk, menulis (mencoret-coret mugnkin lebih tepat), dan semua itu bisa dia lakukan setelah melihat saya atau ibunya memberikan contoh. Ya, sebelum tidur kami biasakan menggosok gigi bersama-sama, bila saya sedang sholat, istri saya membawa anak saya ke musholla untuk melihat ayahnya sholat, dsb.
5. Memberikan pujian
Satu tahun pertama usia anak adalah masa-masa yang sebaiknya tidak kita lewatkan. Sejak usia nol bulan secara bertahap anak akan mengalami masa tumbuh kembang yang meningkat tiap bulannya. Usia dua bulan sudah mulai telungkup, empat bulan mulai menoleh atau menyanggah kepala, enam bulan mulai bisa duduk, dst. Nah, ketika anak mulai bisa berkomunikasi artinya bisa menangkap apa maksud kita, berikanlah pujian berupa senyum atau tawa disertai tepuk tangan atau teriakan "horee..." saat dia berhasil melakukan sesuatu terkait tumbuh kembangnya. Misalnya, saat usia 6-7 bulan mulai belajar merangkak, biasanya diawali dengan memposisikan dirinya sambil terhuyung-huyung, saat itulah kita memujinya dan menunjukkan ekspresi suka kita pada anak, perhatikanlah pasti anak akan membalas senyum atau tawa kita. Sekecil apapun hasilnya, anak tidak bisa berpura-pura, itulah usaha maksimalnya. Oleh karena itu, kita WAJIB memberinya pujian, sehingga dia ada semangat untuk melakukan lebih baik lagi. Dan sebaiknya hal ini berlangsung hingga anak kita beranjak dewasa.
Setidaknya lima hal diatas yang bisa saya bagikan terkait pengalaman saya menjadi ayah. Anak adalah mimpi, cita-cita dan masa depan. Sayangi dia, tunjukkan padanya mana yang baik dan yang buruk, dan biarkan dia berkembang sesuai dengan potensi dan bakat alaminya.
.::mdap2014::.
4. Melakukan, bukan memberi tahu
Ini penting. Terutama saat golden period (0-3 tahun) anak. The child is a great imitator. He won't do what you say, he does what you do! Contohnya, kita ingin mengajari anak kita minum atau makan sambil duduk, anak-anak akan cenderung meniru apa yang kita lakukan daripada kita menyuruhnya sementara kita tidak memberinya contoh. Anak saya baru berusia satu tahun, alhamdulillah dia sudah tau caranya gosok gigi, gerakan menyisir rambut dengan sisir, takbiratul ihram, minum dengan gelas, makan sambil duduk, menulis (mencoret-coret mugnkin lebih tepat), dan semua itu bisa dia lakukan setelah melihat saya atau ibunya memberikan contoh. Ya, sebelum tidur kami biasakan menggosok gigi bersama-sama, bila saya sedang sholat, istri saya membawa anak saya ke musholla untuk melihat ayahnya sholat, dsb.
5. Memberikan pujian
Satu tahun pertama usia anak adalah masa-masa yang sebaiknya tidak kita lewatkan. Sejak usia nol bulan secara bertahap anak akan mengalami masa tumbuh kembang yang meningkat tiap bulannya. Usia dua bulan sudah mulai telungkup, empat bulan mulai menoleh atau menyanggah kepala, enam bulan mulai bisa duduk, dst. Nah, ketika anak mulai bisa berkomunikasi artinya bisa menangkap apa maksud kita, berikanlah pujian berupa senyum atau tawa disertai tepuk tangan atau teriakan "horee..." saat dia berhasil melakukan sesuatu terkait tumbuh kembangnya. Misalnya, saat usia 6-7 bulan mulai belajar merangkak, biasanya diawali dengan memposisikan dirinya sambil terhuyung-huyung, saat itulah kita memujinya dan menunjukkan ekspresi suka kita pada anak, perhatikanlah pasti anak akan membalas senyum atau tawa kita. Sekecil apapun hasilnya, anak tidak bisa berpura-pura, itulah usaha maksimalnya. Oleh karena itu, kita WAJIB memberinya pujian, sehingga dia ada semangat untuk melakukan lebih baik lagi. Dan sebaiknya hal ini berlangsung hingga anak kita beranjak dewasa.
Setidaknya lima hal diatas yang bisa saya bagikan terkait pengalaman saya menjadi ayah. Anak adalah mimpi, cita-cita dan masa depan. Sayangi dia, tunjukkan padanya mana yang baik dan yang buruk, dan biarkan dia berkembang sesuai dengan potensi dan bakat alaminya.
.::mdap2014::.
MAntaaaaapssss brooo....
ReplyDeletesiap2 jadi ayah baru cong..
ReplyDelete