Masih ingatkah kawan-kawan dengan video diatas?
Disitu tampak sekali keberingasan ormas Islam melakukan pemukulan kepada anggota AKKBB. Pemberitaannya pun sangat memojokkan ormas Islam. Kutipan dibawah ini mencoba melihat peristiwa tersebut dari sudut pandang lain. Silahkan disimak.
Ahad, 1 Juni 2008
Sejumlah elemen masyarakat termasuk massa dari anggota PDIP dan elemen umat Islam seperti FUI, HTI dan FPI, sudah mengantongi izin untuk melakukan aksi unjuk rasa di Monas, Jakarta. Sedangkan AKKBB menurut laporan ke pihak kepolisian hanya melakukan aksi unjuk rasa Bundaran HI, sekitar tiga kilometer dari kawasan Silang Monas.
Dari bundaran HI, tiba-tiba massa AKKBB bergerak long-march ke kawasan Silang Monas yang sudah dipenuhi massa umat Islam yang tengah berdemo. Padahal pemberitahuannya hanya ke Bundaran HI. Apa yang dilakukan massa AKKBB ini jelas merupakan suatu kesalahan yang disengaja dan dicurigai memang berniat memprovokasi massa umat Islam yang tengah berdemo di Monas. Aparat kepolisian berusaha mencegah massa AKKBB yang sebagiannya merupakan pendemo bayaran yang sesungguhnya tidak tahu apa-apa menuju Silang Monas dimana massa elemen umat Islam tengah melakukan demo, agar tidak terjadi bentrok.
Namun massa AKKBB membandel dan polisi (anehnya) tidak mampu menghalangi massa AKKBB mendekati massa umat Islam.
Lapangan Monas sangat luas. Namun anehnya, massa AKKBB malah mengambil lokasi yang sangat berdekatan dengan massa umat Islam. Setelah berdekatan, orator dari massa AKKBB memprovokasi massa umat Islam yang banyak terdiri dari para laskar. Lewat Sound System yang sangat nyaring mereka meneriakkan, “Laskar Setan!” dan sebagainya. Bahkan sebuah spanduk berisi penolakan terhadap SKB pembubaran Ahmadiyah juga dipasang tinggi-tinggi dekat lokasi tersebut.
Ini jelas merupakan tantangan dari massa AKKBB kepada para laskar umat Islam. Mendapat tantangan dari massa AKKBB yang jelas disitu ada elemen-elemen liberal dan non-muslim dan juga anggota kelompok sesat Ahmadiyah, maka laskar Islam pun tak gentar dan maju merangsek ke arah mereka. Bentrok pun tak dapat dihindari. Bagi para laskar, berlaku prinsip” “ente Jual, Kami Borong!” Terlebih dalam masalah akidah yang selama ini telah dinodai dan diracuni oleh kelompok sesat bernama Ahmadiyah.
Kejadian siang itu di Monas berlangsung cepat. Para Korlap dari umat Islam berusaha menenangkan massanya yang marah. Untunglah korban luka hanya beberap orang dan tidak ada yang parah. Namun oleh media massa cetak maupun teve yang dikuasai jaringan liberal Islam dan juga non-muslim, peristiwa yang sebenarnya biasa saja ini diblow-up sedemikian rupa bagaikan sebuah peristiwa genosida yang memakan korban ratusan ribu nyawa. Penguasaan media massa, di sinilah titik lemah umat Islam Indonesia.
Sumber: Fakta & Data Yahudi Di Indonesia era Reformasi - Rizki Ridyasmara hal. 194-195
Tulisan ini tidak bermaksud membenarkan tindakan barbar yang ada pada video diatas, tetapi sesuatu dibalik kejadian tersebut yang terkesan disembunyikan perlu diungkap. Media seringkali menyembunyikan sebab dari suatu peristiwa yang tidak menghasilkan profit. Dengan menjual kontroversi dan memancing emosi penonton, media dapat meningkatkan rating acara yang ditayangkan, walaupun harus menyembunyikan kebenaran.
.::mdap2012::.
No comments:
Post a Comment