AS Roma (artikel yang subjektif.:p)
Tim yang berada di ibukota Italia ini sejak dulu tidak pernah lepas dari yang namanya krisis finansial, namun jangan dikira Il Lupi tidak bisa berbicara banyak. Lihat saja musim lalu, berawal dari peringkat 2 dari bawah di awal musim, sedikit demi sedikit Fransesco Totti dkk merangsek ke papan atas hingga bisa mencapai posisi Runner Up di akhir musim. Perjuangan itu tentu tidak mudah dan banyak faktor yang berperan, salah satunya adalah sang pelatih, Claudio Ranieri.
Dengan cerdasnya Mr. Ran meramu skuad yang ada -yang notabene bukanlah pemain-pemain dengan nama mentereng- menjadi skuad yang menakutkan untuk lawan-lawannya. Selain itu, Roma juga diuntungkan dengan tidak banyaknya perubahan pada skuad intinya, sehingga tim rival sekota Lazio tersebut lebih kompak dan ter-organisir dalam permainan. Bagaimana dengan peluang musim ini?
Well, dari Calciomercato musim ini Roma mendatangkan: Simplicio (m, Palermo), Barusso (m, Rimini), Adriano (f, Flamengo), Castellini (d, Parma), Borriello (f, Milan), Loria (d, Torino), Greco (m, Piacenza), Okaka (f, Fulham), Cicinho (d, San Paolo), N Burdisso (d, Inter), G Burdisso (d, Rosario), dan melepas: Motta (d, Juventus), Tonetto (d, out of contract), Guberti (m, Sampdoria), Cerci (f, Fiorentina), Faty (m, Aris Salonicco), Antunes (m, Kavala), Barusso (m, Livorno), Esposito (f, out of contract), D'Alessandro (m, Bari), Andreolli (d, Chievo), Greco (m, Padova), Malomo (Hellas Verona), Sini (d, Lecce).
Masuknya Adriano, Simplico serta yang paling gres, Marco Boriello menjadi alasan utama bahwa Roma layak sebagai calon penyandang Scudetto musim ini. Belum lagi kembalinya Nicolas Burdisso dari Inter Milan semakin memperkuat kokohnya lini belakang Roma. Sebagai catatan, musim lalu duet Burdisso-Juan serta tangguhnya kiper Julio Sergio membuat gawang Roma sulit dibobol lawan.
Walaupun kalah dari Inter Milan dalam perebutan gelar Super Italia, Ranieri tetap melihat adanya suatu potensi dalam timnya saat ini yang sangat bisa diperjuangkan untuk kembali merebut gelar musim ini. Saat pertandingan Super Italia beberapa waktu lalu, secara permainan Roma tidak kalah dengan Inter, bahkan bisa dibilang lebih baik daripada Inter, hanya kurang beruntung dalam hal finishing. Datangnya pemain-pemain baru dikombinasikan dengan pemain-pemain lama seperti Vucinic, Menez, de Rossi, Riise, dan tentu saja Il Capitano, Totti, membuat Ranieri mempunyai banyak pilihan dalam menentukan the Winning Eleven, terutama untuk lini depan. Kombinasi yang mungkin nani akan dipakai oleh Ranieri adalah Vucinic-Totti-Menez, kombinasi ini sering dipakai musim lalu dan terbukti ampuh dalam membobol gawang lawan. Totti dan Vucinic adalah kontributor terbesar dalam gol-gol Roma musim lalu, Totti 14 gol sementara Vucinic 10 gol. Sementara itu, Menez yang berposisi sebagai penyerang sayap, bermain bersinar selama pre-season, hingga muncul julukan FenoMenez. Pemain asal Perancis tersebut memiliki dribble maut yang bisa mengoceh lawan kapan saja.
Kombinasi kedua adalah Boriello-Totti/Menez-Adriano, kombinasi ini belum cukup teruji di lapangan, namun melihat karakter masing-masing, tidak ada salahnya bila Ranieri mencoba kombinasi ini. Boriello dan Adriano adalah penyerang kelas dunia, sementara Totti memiliki umpan-umpan yang terukur untuk mensuplai bola ke depan. Terutama adalah akurasi one touch pass ala Totti yang jarang dimiliki playmaker lain. Boriello adalah tipe finisher, sementara Adriano memiliki modal badan yang kuat dan teknik yang hebat untuk memenangkan pertarungan dengan defender-defender lawan. Jangan lupa juga dengan tendangan kaki kiri mautnya. Well, sebagai Romanisti tentu saja saya berharap Roma Scudetto dan bermain hingga babak semifinal di UCL. Hope so,,
.::by mdap::.
No comments:
Post a Comment